Pages

“Antara nge-Lab dan Organisasi”



Sebagai seorang mahasiswa sains tidak akan pernah lepas dari yang namanya riset atau penelitian. Praktikum maupun eksperimen-eksperimen sains dasar sudah menjadi makanan sehari-hari mahasiswa MIPA. Disemester pertama akan disibukkan dengan praktikum-praktikum gila yang menjelimat dan membosankan terlebih banyaknya laporan yang harus dibuat serta tugas yang dikerjakan. Maka saran saya kalo ngak mau menjadi setengah gila jangan sekali-sekali masuk MIPA terkhusus jurusan fisika, hehe :). 

Di semester sembilan ini mungkin tempat yang paling sering saya singgahi adalah lab (red- laboratorium). Disisa masa mukim dikampus yang semakin limit saya akui ini memang sangat terlambat, mengingat keterlibatan saya di lab sewaktu masa semester-semester awal sangat kurang. Sehingga keterlibatan saya di lab sekarang harus semuanya memulai dari awal, belajar tentang hal-hal yang dasar dan bekerja keras mengikuti pemahaman kawan-kawan yang satu penelitian. 

Saya ceritakan kawan, di semester 3-8 saya sama sekali tidak pernah yang mengenal namanya Lab, meskipun pernah itupun hanya mengikuti prosesi praktikum pormal biasa aja yang menurut saya sangat mmbosankan. Di masa-masa semester produktif itu saya lebih banyak menghabiskan waktu diluar ruangan yang namanya Lab, mengeksplor keterampilan dan skil di luar bidang yang saya geluti (red- fisika). Yaps, organisasi. Entah kenapa saya begitu nyaman dan senang ketika bisa berkumpul dengan teman-teman baru, berdiskusi dan bermusyawarah dalam membuat sebuah kegiatan event ternyala lebih mengasikkan pada kala itu. Berbagai kegitan dan program saya ikutin, mulai dari jadi panitia inti, sampai pada hanya sekedar peserta pendatang. Hidup bersosialisasi dengan masyarakat kampus maupun luar adalah hal yang luar biasa, dalih dalih ingin menambah teman sebanyak-banyaknya dan memperluas jaringan persahabatan (networking) hampir membuat saya sedikit terlena tentang orientasi saya berada di kampus ini. 

Waktu yang saya luangkan untuk organisasi lebih banyak dan hampir tak ada celah waktu kosong yang saya biarkan untuk tidak berkecimpung dalam wadah organisasi. Keluar masuk sekretariat, sampai-sampai terkadang nginap di sekretariat organisasi tersebut adalah sesuatu hal yang biasa saya lakukan. Saya belum bisa mengatakan bahwa saya sudah total dalam sebuah organisasi, mengingat pencapaiyan yang tidak seberapa dan karya yang tidak pernah ada catatannya. Syuro’ (rapat) sudah menjadi makanan sehari-hari, terkadang kalo lagi sibuk-sibuknya dalam satu hari bisa tiga kali syuro’. Rapat, berdiskusi, ngadain dialog, event, kegiatan sosial, dll adalah kegiatan-kegiatan sehari-hari yang masih membayang sampai sekarang. Mulai dari organisasi tinggal jurusan, fakultas, univesitas hingga tingkat nasional juga pernah saya geluti. Bukan hanya sekedar ngikut-ikutan aja atau hanya sekedar nebeng nama agar data di CV semakin bertambah, tetapi memang betul-betul terlibat dan terjun langsung, anggota, pengurus pembantu, pengurus inti maupun pimpinan tertinggi di organisasi tersebut sudah pernah saya jalani. Banyak ilmu dan pengalan yang diperoleh, pertemanan juga semakin meluas, wawasan juga makin bertambah. Kepedulian akan sesama juga meningkat, lebih peka dan sensitif pada keadaan sekitar menjadi ilmu yang sangat bermanfaat yang saya dapatkan diluar ruangan-ruangan kelas dan lab. 

Namun, ada sedikit rasa penyesalan karna lemahnya diri dalam memenagement waktu, serta ketidak mampuan untuk bisa menyeimbangkan mana yang pertam dan mana yang harus diutamakan. Ya, saya memulai langkah saya menggeluti dunia penelitian dari semester yang menurut saya sudah limit, banyak hal yang sudah saya lewatkan sehingga membuat saya harus ektra berusaha keras untuk mengejar ketertinggalan-ketrtinggalan ini. 

Memberanikan diri jadi asisten dosen praktikum di salah satu laboratorium sekaligus belajar tentang hal-hal dasar tentang riset. Memulai setabak demi setapak riset tugas akhir, bertanya sama siapapun yang bisa mengajari dan sering-sering menghadap dosen. 

Meski terkesan kocak, terkadang tempat bertanya adalah adik tingkat yang sama-sama lagi penelitian. Saya katakan sekali lagi bahwa saya kurang familiar dengan semua ini, mulai dari solder, mikrokontroler, osiloskop, program ini itu dan perangkat-prangkat isntrumentasi lainnya. Bagi saya ini adalah teman-teman baru, dunia baru dan kehidupan baru yang harus saya jalani sebagai mahasiswa sains. Meski belum jatuh hati, tapi saya yakin ini hanya perkara waktu dan bagaimana kita menempatkan segala sesuatu dalam perpekstif pandangan kita (sejujurnya saya suka ini). 

Ya, itu sekelumit cerita mahasiswa semester sembilan memulai hidup diruangan yang namanya laboratorium. Tapi perlu diketahui organisasi juga sudah menjadi hidupku yang tidk serta merta bisa saya tinggalkan begitu saja, tinggal hanya mempersiapkan tenaga dan pikiran yang lebih banyak untuk bisa menyeimbangkan antara keduanya. 


 Taman baca Fisika, 23 Oktober 2015 
Ali Akbar H

Unknown

No comments:

Post a Comment

Instagram